Masalah Bersahabat dengan Jin (Tinjauan Agama dan Hubungannya dengan Tenaga Dalam)
Jawab :
Ada banyak pertanyaan tentang masalah ini ditujukan kepada kita. Antara
lain bahwa mengapa kita dilarang bersahabat dengan jin padahal dengan
melakukan persahabatan dengan mereka akan sangat membantu dalam
mengatasi berbagai problem kehidupan bahwa akan memperkuat tenaga dalam
yang telah ada pada diri kita. Terkadang ditanyakan, bukankah jin adalah
makhluk Allah juga yang memiliki banyak persamaan dengan manusia,
mengapa kita tidak saling tolong-menolong kepada mereka, padahal
tolong-menolong itu merupakan sunah agama. Atau seperti pertanyaan ,
bukankah Nabi Sulaiman juga bersahabat dengan para jin ? bahkan
merupakan suatu mukjizat Tuhan atas dirinya ? dll.
Di sini saya akan meringkaskannya, sbb :
Pertama
Bila ditinjau dari segi agama, secara mutlak dan jelas Allah SWT menegaskan dalam Al Qur’an, sbb :
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا(6)
Dan bahwasanya ada saja beberapa orang laki-laki di antara manusia
meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara Jin, maka
Jin-jin itu justru hanya menambahi mereka dosa dan kesalahan.(QS.Al
Jin:6)
Setelah secara jelas ayat Al Qur’an ini diterangkan bahwa ada larangan
keras dalam agama dalam bersahabat dengan jin, terkadang masih saja
dibuat-buat pertanyaan. “Bukankah ayat itu menjelaskan hanya pada
larangan meminta perlindungan saja, bukan bersahabat ? tentu saja dapat
dijawab bahwa persahabatan dengan jin secara otomatis akan meminta
pertolongan atau perlindungan kepadanya. Jika seandainya ia mengatakan
bahwa bersahabat hanya dalam arti berteman, tidak minta tolong
sedikitpun kepadanya tetap saja terlarang, karena pada ayat itu juga
jelas pada jin-jin akan membawa kita kepada lembah dosa dan kesalahan.
Bersahabat berarti telah terjadi komunikasi dan komunikasi itu sendiri
akan terjadi pengaruh-mempengaruhi bahkan justru karena komunikasi /
pembicaraan itu pula jin-jin dapat menipu manusia.
Terkadang juga ditanyakan bahwa bagaimana jika persahabatan itu hanya
sebatas ingin mengetahui informasi hal yang gaib-gaib saja, maka dapat
dijawab, sbb :
Tetap saja tidak boleh karena dengan demikian berarti kita minta tolong
kepadanya dan yang namanya meminta tolong / minta informasi pastilah ada
harganya bagi jin-jin itu. Pastilah jin-jin itu akan minta pamrih
sesuatu kepada orang tersebut. Di sinilah mulai terjadinya penipuan
untuk menjatuhkannya ke dalam dosa dan kesalahan.
Menurut Allah dalam Al Qur’an, para jin tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui perkara gaib, firman Allah tersebut, sbb :
وَأَنَّا لَا نَدْرِي أَشَرٌّ أُرِيدَ بِمَنْ فِي الْأَرْضِ أَمْ أَرَادَ بِهِمْ رَبُّهُمْ رَشَدًا(10)
Para jin itu berkata,”Sesungguhnya kami tidak mengetahui apakah
dikehendaki kejahatan untuk orang-orang yang di bumi atau Tuhan
menghendaki akan kebaikan bagi orang-orang itu.(QS.Al Jin:10)
Adalah menjadi jelas bahwa sekalipun sifatnya tolong-menolong kedua
belah pihak, menurut dua ayat di atas tetap saja merupakan larangan
secara mutlak.
Adapun menyangkut kisah Nabi Sulaiman as jelas merupakan mukjizat yang
sifatnya langsung karunia Allah bukan rekayasa melewati persahabatan (
baca QS. As-Sabaa: 12-14). Bahkan harus pula diperhatikan bahwa Nabi
Sulaiman as ketika itu sebagai seorang raja diantara manusia dan
jin-jin. Jadi ia memerintah dikerajaannya yang terdiri dari bangsa
manusia dan jin. Bukan justru minta pertolongan dari mereka, tetapi
merekalah yang takluk dan tunduk atas perintahnya.
Bagaimana jika bersahabat dengan jin muslim saja ? bukankah Al Qur’an
menjelaskan adanya jin muslim yang suka berbuat kebaikan ? maka jawabnya
tetap saja tidak boleh karena ayat Al Qur’an tadi berbicara secara umum
tanpa pengecualian. Di samping itu seharusnya juga dipahami bahwa jika
jin itu muslim yang taat beragama maka pastilah ia tidak mau bersahabat
dengan manusia karena ada larangan ayat Al Qur’an. Sebab pedoman mereka
juga tidak lain adalah Al Qur’an. Benarlah seperti perkataan Syekh Ibnu
Hajar Al Haitami mengatakan dalam kitab al fatawil hadisah h.104, sbb :
إِنَّ التَّقَرُّبَ إِلَىالرُّحَا نِيَّا تِ وَخِدْ مَةَ مُلُوْكِ الْجَا نَّ مِنَ السِّحْرِ
Sesungguhnya menghampirkan diri kepada ruh-ruh dan berkhidmat (melakukan
persahabatan) dengan raja-raja jin adalah termasuk dalam bagian sihir.
Ke dua
Larangan agama tersebut ternyata juga sangat berkait dalam masalah
ketauhidan yang mengajarkan kepada manusia agar selalu hanya minta
pertolongan dan berkhidmat kepada Allah SWT. Susah maupun senang harus
selalu diserahkannya kepada Allah. Di saat senang ia semestinya selalu
memuji dan bersyukur atas karunia yang diberikan Tuhan pada dirinya.
Sebaliknya di saat menerima kesusahan, tauhid mengajarkannya agar ia
dapat bersabar dan selalu tetap istiqomah meminta pertolongan kepada
Allah. Bukan justru meminta pertolongan dan penyelesaian masalah kepada
para jin yang kerjanya hanya mampu menipu manusia.
Terlebih lagi persahabatan dengan jin ternyata mengharuskannya untuk
menyediakan sesuatu yang dianggap menyenangkan jin. Misalnya memberikan
suguhan sesajen, dupa / kemenyan di waktu-waktu tertentu. Keadaan ini
jelas merupakan pengkhidmatan khusus kepada jin sahabatnya. Bahkan bila
ia lupa melakukannya, maka jin itu biasanya akan mengingatkannya.
Terkadang dengan cara merasuki dirinya atau keluarganya sehingga tidak
sadarkan diri bahkan mengamuk / hilang ingatan.
Ke tiga
Berkait erat dengan masalah tenaga dalam, maka sebagaimana dipahami
bahwa tenaga dalam bertumpu pada kemampuan keterampilan mengolah diri.
Maka aspek yang dilahirkan daripadanya merupakan murni karya mandiri
dengan titik kebergantungan kepada Allah. Maka jika seorang pengguna td
bersahabat dengan jin tentu saja bertentangan dengan tabiat td yang
dipelajarinya. Sebab bersahabat dengan jin akan merusak keyakinan yang
telah ada, sedang td bertumpu pada keyakinan.
Apabila ia berkata akan sanggup memelihara keduanya, maka jelaslah td
yang dimilikinya bukan lagi td murni sebagaimana lazimnya. Boleh jadi
merupakan rangkaian tipu daya jin itu sendiri sebagaimana yang
dinyatakan QS.Al Jin : 6. Pada kenyataannya, orang yang menjalin
persahabatan dengan jin akan muncul sifat-sifat yang aneh, bukan hanya
bertentangan dengan agama tetapi juga bertentangan dengan tabiat
pengguna tenaga dalam, antara lain, sbb :
Sering kesurupan atau tidak sadarkan diri ketika dimasuki jin atau
dipengaruhinya sekalipun tidak dikehendaki oleh orang yang menjalin
persahabatan itu. Baik secara sengaja dilakukannya ataupun tidak secara
sengaja. Ini jelas bertentangan dengan agama dan td yang selalu
mengharuskan mawas diri dan selalu sadar diri.
Sering berfikir yang aneh dan tak masuk akal. Sebab ia akan lebih
mementingkan petunjuk sahabatnya dari bangsa jin ketimbang memelihara
kemampuan akal pikirannya. Tegasnya, cara berfikirnya akan berubah dari
yang manusiawi kepada cara berfikir yang magic / mistik. Cara ini juga
bertentangan dengan agama dan td yang selalu memprioritaskan akal
sebagai alat senjata td itu sendiri. Di sini kesadaran akal dijadikan
tumpuan kemampuan dari konsentrasi.
Dengan demikian jelaslah jawaban yang sesungguhnya bahwa persahabatan
dengan jin tidak baik, berisiko kesesatan aqidah, bertentangan dengan
agama maupun tenaga dalam. Sebenarnya banyak lagi risiko kemudaratan
yang tidak dapat disampaikan. Mungkin akan lebih cocok jika dibahas
secara tersendiri dalam sebuah buku tentangnya.
PERTEMPURAA MANUSIA DAN JIN
Jin berasal dari bahasa Arab yang
berarti 'tersembunyi' atau 'disembunyikan'. Jinn adalah istilah bahasa
Inggris untuk Jinni dalam bahasa Arab atau Jin adalah makhluk ruhani.
Dalam cerita rakyat Arab dan dalam ajaran agama Islam Jin atau Jinni
adalah makhluk supranatural, mereka bertempat tinnggal di dunia yang
paralel dengan umat manusia [hanya berbeda dimensi-pent]. Baik jin,
manusia dan malaikat ketiganya merupakan makhluk ciptaan Allah. Menurut
Al-Qur'an, mereka diciptakan dari bahan dasar yang berbeda, jin dari
"api yang sangat panas" dan manusia dari tanah liat kering yang berasal
dari lumpur hitam, sedangkan malaikat berasal dari cahaya. Seperti
manusia, jin juga bisa baik juga bisa jahat, atau suka menolong. Jin
sering disebut dalam Al Qur'an, dan surah ke-72 dalam Al-Qur'an berjudul
Surah Al - Jin.
Ketika Rasulullah terbang (dalam
kisah Isra’ Mi’raj) dengan mengendarai Buraq dengan diampingi oleh
malaikat Jibril, tiba-tiba beliau melihat Ifrit dari bangsa Jin yang
mengejar beliau dengan semburan (energi) api, setiap Nabi menoleh beliau
melihat Ifrit itu terbang membuntuti untuk mencelakakan Nabi dengan
terus-menerus menyemburkan (energi) Api dari peralatan obor yang dibawah
Jin Ifrit itu. Kemudian Jibril berkata: "Tidakkah aku ajarkan kepada
anda beberapa kalimat, jika anda baca maka akan memadamkan apinya dan
terbalik kepada wajahnya lalu dia binasa (hancur lebur)?" Kemudian
Jibril AS memberitahukan doa tersebut kepada Rasulullah.
Doa nya (kalimat sempurna/sakti):
Maksud : Aku berlindung dengan wajah
Allah yang Maha Mulia dan dengan Kalimat-Kalimat Allah yang Sempurna
yang tidak ada “melampauinya” segala kebaikan mahupun keburukan dari
kejahatan apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar darinya dan
dari kejahatan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya.
Dan dari kejahatan fitnah di malam dan siang hari dan dari kejahatan
jalan-jalan dimalam dan siang hari, kecuali suatu jalan yang dilalui
dengan kebaikan, wahai yang Maha Penyayang.
Setelah Nabi Muhammad saw. membaca
doa tersebut, maka jin Ifrit yang membuntuti beliau jatuh tersungkur
lalu binasa dan obornya padam.(HR. Bukhari)
Kesimpulan yang dapat diambil dari kisah ini adalah :
1. Jin dapat Terbang
2. Jin mempunyai teknologi canggih dialamnya (Obor yang bisa menyemburkan api yang dapat membakar tubuh manusia)
3. Jibril menjadi Guide
Rasulullah yang mendampingi beliau lalu memberikan petunjuk dan arahan
pada Baginda Nabi ketika bertempur dengan Jin Ifrit
4. Doa bisa menjadi senjata untuk menghancurkan jin
B. Rasulullah bertempur dengan jin ketika Sholat
- "Sesungguhnya syetan
merintangiku dan berbuat kasar kepadaku untuk merusak shalatku, namun
aku diberi kekuatan oleh Allah untu mengalahkannya hingga aku pun
mencekiknya. Sungguh muncul dalam diriku keinginan untuk mengikatnya
pada salah satu tiang dimasjid hingga pagi agar kamu dapat
menyaksikannya. Namun tiba tiba aku teringat ucapan saudaraku, Sulaian,
"Ya Tuhanku ampunilah aku dan berikanlah aku kerajaan ang tak layak buat
seorangpun sesudahku" (QS Shad:35, Sy). Maka Allah pun menolaknya dalam
kehinaan ". (HR Al Bukhari dan Muslim. Lihat shahih Al Bukhori Juz 1
Halaman 209 dan shahih Muslim Juz 1 Halaman 242)
- An-Nasa`i meriwayatkan
atas syarat (perawi) al-Bukhari, dari Aisyah radhiyallahu 'anha:
'Sesungguhnya Nabi e shalat, lalu syetan datang, maka beliau
memegangnya, menjatuhkannya, lalu mencekiknya. Rasulullah e bersabda:
- (( حَتَّى وَجَدْتُ بَرْدَ
لِسَانِهِ عَلَى يَدِي, لَوْلاَ دَعْوَةُ سُلَيْمَانَ لَأَصْبَحَ مُوْثَقًا
حَتَّى يَرَاهُ النَّاسُ ))
- 'Hingga aku merasakan
dingin lisannya di atas tanganku. Kalau bukan karena doa nabi Sulaiman
niscaya ia tetap diikat hingga orang-orang melihatnya.'[1] Dan
diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud dari hadits Abu Sa'id t, dan
padanya: 'Aku menurunkan tanganku, aku tetap mencekiknya hingga aku
merasakan dingin air liurnya di antara dua jemariku ini yaitu jempol/ibu
jari dan yang di sampingnya (telunjuk).'
- "Rasulullah SAW berdiri
melakukan shalat lalu kami dengar beliau mengatakan "Aku berlindung
kepada Allah darimu". Setelah itu beliau mengatakan: "Aku melaknat kamu
dengan laknat Allah" sebanyak tiga kali seraya menjulurkan tangannya
seakan akan beliau menggapai sesuatu. Ketika beliau telah selesai
shalat, kami bertanya: "Ya Rasulullah, tadi kami mendengar engkau
mengucapkan kata - kata yang belum pernah kami dengar dari engkau
mengucapkan itu sebelumnya dan kami pun melihat engkau mengulurkan
tanganmu". Rasullullah SAW bersabda: "Sesungguhnya musuh Allah, iblis
datang membawa obor api hendak diletakkan diwajahku, lalu aku berkata:
"Aku laknat engkau dengan laknat Allah yang sempurna". maka iblispun
mundur sebanyak tiga langkah. Aku bermaksud menangkapnya. Demi Allah
sekiranya bukan karena doa saudaraku Sulaiman, niscaya pagi harinya ia
benar - benar terikat dan dapat dijadikan mainan anak - anak Madinah".
(HR Muslim Juz 1 Halaman 244)
Kesimpulan yang dapat diambil dari kisah ini adalah :
1. Jin dapat mengganggu manusia ketika sholat
2. Jin dapat dikalahkan dalam pertempuran jarak dekat
3. Jin dapat disakiti / dicekik
4. Air liur Jin itu dingin
5. Sahabat Nabi tidak melihat
bahwa Baginda sedang berkelahi dengan jin (jinnya berbentuk ghoib) maka
manusia bisa menyakiti jin walaupun jin berwujud ghoib.
6. Iblis dapat membakar manusia dengan energi api
7. Doa ruqyah yang dibacakan dapat membuat Iblis mundur dan terkalahkan.
8. Jin dapat diikat dan dapat terlihat manusia hingga bisa menjadi maninan anak-anak madinah
II. KISAH PERTEMPURAN SAHABAT DENGAN JIN
A. Ubay bin Kaab dan Abu Hurairah menangkap dan mengintrogasi Jin pencuri
- Dari Ubay bin Kaab RA,
dahulu mereka memiliki suatu wadah tempat mengeringkan kurma. Di dalam
wadah itu terdapat biji kurma. Pada suatu hari mereka mendapati jumlah
kurma di dalamnya berkurang. Maka pada suatu malam mereka menjaganya dan
tiba-tiba ada suatu makhluk seperti seorang anak yang berumur baligh.
Lalu akupun memberinya salam dan ia menjawabnya. Aku berkata, “Engkau
manusia atau jin?” Makhluk itu menjawab, “Jin.” Aku berkata“
Perlihatkanlah tanganmu!” Ternyata tangan itu adalah tangan anjing dan
rambutnyapun rambut anjing. Aku berkata, “Beginikah bentuk jin?” Jin itu
menjawab, “Engkau telah mengenal bentuk jin,tetapi diantara mereka ada
lagi yang lebih menakutkan dariku.”Aku bertanya, “Mengapa engkau
mencuri?” Jin itu menjawab, “Aku mendengar bahwa engkau adalah orang
yang gemar bersedekah, karenaitu, aku ingin men dapatkan sebagian dari
makananmu.” Aku bertanya, “Apa yang dapat menghalangi kalian (golongan
jin) dari mengganggu kami?” Jin itu menjawab, “Ayat Kursi.” Setelah itu,
akupun meninggalkannya, dan keesokan harinya aku mendatangi Rasulullah
SAW dan menceritakan perihal tersebut. Lalu beliau Rasul bersabda,
“Makhluk buruk berkata benar”. (HR IbnuHibban)
- Sahabat Nabi saw., Abu
Hurairah .a., menceritakan bahwa ia ditugaskan oleh Rasulullah saw.
menjaga zakat pada bulan Ramadan. Pada suatu malam ia kedatangan seorang
yang merangkak untuk mengambil makanan. Abu Hurairah menangkapnya
sambil berkata, "Demi Allah, engkau pasti kubawa kepada Rasulullah saw."
Yang ditangkap itu berkata, "Aku perlu dan aku mempunyai anak-anak
(keluarga)." Maka, Abu Hurairah melepaskannya. Peristiwa serupa
terulang, dan pada malam ketiganya Abu Hurairah berkeras membawanya
kepada Rasulullah saw. Yang ditangkap itu mengimbau sambil mengajarkan
kepada Abu Hurairah agar membaca ayat Kursi sebelum tidur supaya
terpelihara dari gangguan syaitan. Keesokan harinya Nabi saw. bertanya
kepada Abu Hurairah apa yang dialaminya semalam, dan setelah
dijelaskannya, Nabi saw. bersabda, "Sesungguhnya ia telah berucap benar
kepadamu, walau sebenarnya dia pembohong. Tahukah engkau siapa yang
engkau ajak berbicara sejak tiga malam?" "Tidak!" (jawab Abu Hurairah).
Sabda Nabi saw., "Itulah syaitan."
Kesimpulan yang dapat diambil dari kisah ini adalah :
1. Jin dapat ditangkap
2. Jin dapat menjadi pencuri dialam manusia
3. Wujud jin sangat jelek (tangannya seperti anjing dan rambutnyapun seperti rambut anjing)
4. Ayat Kursi bisa mengusir jin.
B. Khalid bin Walid membunuh Jin Uzza
Dari Abu Al-Thufail, beliau
bercerita, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menaklukkan
kota Mekah, beliau mengutus Khalid bin al Walid ke daerah Nakhlah,
tempat keberadaan berhala ‘Uzza. Akhirnya Khalid mendatangi ‘Uzza, dan
ternyata ‘Uzza adalah tiga buah pohon Samurah. Khalid pun lantas
menebang ketiga buah pohon tersebut. Ketiga buah pohon tersebut terletak
di dalam sebuah rumah. Khalid pun menghancurkan bangunan rumah
tersebut. Setelah itu Khalid menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
dan melaporkan apa yang telah dia kerjakan. Komentar Nabi, ‘Kembalilah
karena engkau belum berbuat apa-apa.’ Akhirnya kembali. Tatkala para
juru kunci ‘Uzza melihat kedatangan Khalid, mereka menatap ke arah
gunung yang ada di dekat lokasi sambil berteriak, “Wahai ‘Uzza. Wahai
‘Uzza.” Khalid akhirnya mendatangi puncak gunung, ternyata ‘Uzza itu
berbentuk perempuan telanjang yang mengurai rambutnya. Dia ketika itu
sedang menuangkan debu ke atas kepalanya dengan menggunakan kedua
telapak tangannya. Khalid pun menyabetkan pedang ke arah jin perempuan
‘Uzza sehingga berhasil membunuhnya. Setelah itu Khalid kembali menemui
Nabi dan melaporkan apa yang telah dia kerjakan. Komentar Nabi, “Nah,
itu baru ‘Uzza.” (HR. An-Nasa’I, Sunan Kubro no. 11547, jilid 6 hal.
474, terbitan Darul Kutub Ilmiyyah Beirut, cetakan pertama 1411 H.)
Kesimpulan yang dapat diambil dari kisah ini adalah :
1. Tuhan-tuhan yang disembah selain Allah adalah Jin
2. Pohon-pohon yang dikeramatkan itu tempat tinggal jin
3. Jin ada yang berjenis kelamin perempuan
4. Manusia bisa membunuh jin dengan pedang
C.Ammar bin Yasir berkelahi dengan jin lalu membunuhnya
Al-imam Baihaqy meriwayatkan sebuah
hadits dari al-Hasan, bahwasanya 'Ammar bin Yasir berkata,"Aku ikut
bersama Rasulullah saw pernah memerangi jin dan manusia." Seseorang
bertanya kepadanya tentang memerangi jin, dan 'Ammar bin Yasir
menjawab,"Rasulullah saw mengirimku ke suatu sumur tempat beliau saw
mengambil air. Lalu aku MELIHAT SETAN DALAM BENTUKNYA. Dia menyerangku
dan akupun menyerangnya, sehingga kami terlibat dlm pergulatan. Suatu
saat aku menghantam hidungnya dgn batu sekepalan
tangan yg kutemukan." Nabi saw
mengatakan,"Ammar bertemu dgn setan di sumur, dn dia membunuhnya."
Ketika aku kembali, Rasulullah saw bertanya kepadaku, dn akupun
menceritakan apa yg kualami. Saat itu Abu Hurairah ra berkata,"Ammar bin
Yasir mendapat pahala dari Allah dgn mengalahkan setan menurut ucapan
Rasulullah saw."
Kesimpulan yang dapat diambil dari kisah ini adalah :
1. Jin akan terluka jika dipukul dengan benda-benda alam manusia
2. Jin bisa mati terbunuh oleh manusia
3. Manusia bisa melihat jin pada keadaan tertentu.
PEMBAHASAN :
Umumnya kita takut pada jin (setan)
yang menampakan diri. padahal pada saat jin itu menampakan diri adalah
saat ia dalam posisi lemah. kenapa? karena jin itu mahluk ghaib yang
tidak terlihat mata. pada saat ia menampakan diri pada manusia maka
berlakulah hukum alam nyata (non ghaib) yaitu jika di pukul sakit, jika
di tangkap bisa dan jika di bacok mempan.
Contoh hadits diatas banyak
menceritakan kisah pergulatan sahabat dengan jin yang membuktikan bahwa
saat jin menampakan diri adalah saat terlemah dia. kisah-kisah itu
antaralain, Umar bin khatab yang mengalahkan jin dalam suatu duel. kisah
ini di riwayatkan oleh Abdullah bin mas'ud. Abu hurairah pernah pernah
berduel dan membekuk jin yang mencuri kurma (HR Bukhari). Abu ayub al
anshari juga pernah menangkap jin yang awalnya berbentuk kucing. kisah
ini di riwayatkan Ath thabrani. bahkan salah seorang pemuda sahabat nabi
bisa membunuh jin yang berbentuk ular (HR Muslim).
Pertanyaannya adalah Jika jin bisa
dikalahkan bahkan dibunuh ketika mereka menampakkan diri maka apakah
para sahabat nabi itu bisa menangkap atau membunuh jin jika si jin itu
tidak menampakan diri? jawabannya tentu saja iya karena walau mereka
tidak bisa melihat jin saat ada di alamnya tetap bisa dikalahkan bahkan
dibakar dengan ayat-ayat Allah. Selain itu walaupun jin sedang berwujud
ghoib tetaplah bisa disakiti oleh benda-benda dialam manusia. Sudah
mahsyur diketahui oleh para ulama bahwa jin bisa tersakiti oleh air
panas, batu yang dilemparkan yang tanpa sengaja terkena jin, kita tanpa
sangaja menduduki jin, mengencingi jin, ketika jin tersebut berwujud
ghoib (tidak terlihat mata manusia).
Selain itu jin juga bisa kita
hancurkan dan sakiti walaupun jin tersebut sangat jauh berada dari tubuh
kita, sebagaimana Rasul mengalahkan jin yang membuntuti beliau dari
jarak jauh dengan kalimah Tammah/sakti yang diajarkan Jibril AS.
Terapi Ruqyah yang mengalahkan jin
Ada banyak pasien yang datang kepada
saya yang mengeluh bahwa mereka selalu melihat penampakan jin yang
menakut-nakuti mereka. Mereka merasa sangat stess dan ketakutan karena
melihat rupa mereka yang sangat menakutkan, bahkan ada beberapa jin
sihir yang dengan sengaja menyakiti tubuh korbannya dikalangan manusia.
Mengapa Mereka mempunyai kekuatan
untuk menyakiti dan mengontrol manusia ? Padahal kita banyak membaca
hadits bagaimana para sahabat berjaya mengalahkan jin ketika para jin
tersebut mencoba mengganggu para sahabat nabi bahkan banyak kisah para
sahabat nabi mampu membunuh para jin tersbut. Sebab utamanya adalah
RASA TAKUT! Ketika mereka merasa takut maka akan terbukalah
benteng/pendinding yang dengan izin Allah sebenarnya sudah melindungi
mereka dari hasil pembacaan ayat-ayat ruqyah pembentengan.
Rasa takut dan khawatir telah membuat
mereka tidak memegang KUNCI kesuksesan dalam pembentengan diri. Sudah
saya jelaskan pada pembahasan terdahulu bahwa ada 3 rahasia kesuksesan
meruqyah, yaitu Niat (keinginan hati), Kunci (Keikhlasan, keyakinan dan
ketakwaan kepada Allah SWT) dan Password (Ayat suci Al-Qur’an dan
doa-doa). Walau mereka sudah membaca password dan mempunyai Niat namun
mereka tidak mempunyai KUNCI yaitu keyakinan bahwa Allah akan menolong
mereka. Mereka yang tetap digoda dan dipengaruhi oleeh setan karena
ketakutan dan kekhawatiran terhadap gangguan setan mengalahkan keyakinan
hati mereka kepada Allah bahwa Allah Ta’ala akan menolong mereka.
Maka agar kita punya kekuatan
mengalahkan para jin-jin tersebut rahasianya adalah Niat, Kunci dan
Password! Para pasien sihir yang datang kepada saya selalu saya arahkan
agar mereka benar-benar memahami 3 rahasia kesuksesan ini. Setelah
pasien yakin dan timbul keberanian dalam diri mereka langkah selanjutnya
adalah memberikan/mengajarkan tehnik-tehnik mengalahkan jin jika mereka
menampakkan diri. Jika pasien bisa melawan para jin sihir dengan
keberanian disertai dengan senjata doa maka Insya Allah beragam kasus
sihir akan cepat sembuhnya dan ini sudah banyak terbukti.
Tehnik- Tehniknya adalah :
A. JIKA JIN TERSEBUT BERANI MENAMPAKKAN DIRINYA
Yang harus dilakukan pasien adalah
harus BERANI! Dan yakin akan pertolongan Allah! Ketahuilah jin jika
menampakkan dirinya dialam manusia sebetulnya sudah mengerahkan energi
tubuhnya dalam tingkatan yang besar. Mereka ketika menampakkan dirinya
mempunyai beberapa metode/tehnik khusus yaitu : 1. Niat: para jin ketika
akan malih rupa/tasyakkul membentuk kekuatan niat dalam hati mereka
disertai dengan visualisasi (membayangkan bentuk tertentu yang mereka
inginkan). 2. Mereka punya gerakan khusus (jurus-jurus) dan tehnik nafas
khusus yang harus dilakukan agar bisa merubah bentuk tubuh mereka
dialam manusia. 3. Mereka juga mempunyai mantra-mantra tertentu yang
harus diucapkan 4. Mereka meminta bantuan kalangan jin sihir ghailan
yang mempunyai teknologi alam jin tingkat tinggi yang membantu mereka
untuk bisa menampakkan diri kealam manusia.
Empat poin inilah yang saya ketahui
bisa membuat kalangan jin bisa menampakkan dirinya dialam manusia.
Ketika mereka masuk kealam manusia dengan mengambil wujud bentuk seram
dan menakutkan adalah salah salah satu trik agar membuat takut manusia,
padahal sebetulnya mereka sudah sangat lemah ketika diajak bertarung.
Ada diantara pasien yang mengadu pada
saya bahwa mereka suka melihat kelebatan hitam disamping kiri/kanan
tubuh mereka lalu hilang dan mereka ketakutan dan bingung apa yang
harus dilakukan. Maka saya menganjurkan mereka untuk berani dan segera
bertakbir lalu harus secara reflek dan cepat memukulkan/menebaskan
tangan kita kearah kelebatan yang kita lihat. Tehnik ini banyak berhasil
dengan membuat jin ketika mereka berkelebat jika dengan tepat tangan
kita refleek menebas/memukul mereka akan terpelanting bahkan terbelah
tubuh mereka. Demi Allah yang jiwaku ditangan-Nya kalangan jin akan
segera menemui kematian/sekarat jika tangan kita dengan telak mengenai
tubuh mereka.
Ada juga pasien sihir yang ketika mau
tidur melihat sosok jin yang berbulu , rupa menakutkan hendak
mencekiknya, Alhamdulillah ketika keberanian mereka timbul maka
bertakbirlah lalu tendanglah jin tersebut, siapkan pentungan, batu atau
benda keras/tajam lainnya dan pukulkan ke jin tersebut. Demi Allah yang
jiwaku ditangan-Nya tehnik ini akan membuat jin yang menyerupa tadi mati
mengenaskan sebab tubuhnya hancur dipukul benda keras/putus ditebas
benda tajam. Tubuh mereka sesungguhnya sangat lemah Wallahi sangat
lemah! Ketika kita memukul tubuh jin itu bagaikan bantal kapuk yang
sangat lembek. Saya pernah diceritakan oleh paman saya (mantan praktisi
TD) bahwa paman saya ini pernah berkelahi dengan jin dirumah sakit
ketika dia hendak tidur ada yang memukul tubuhnya dan anehnya dia tidak
merasakan sakit, lalu dia balas memukul dan dia merasakan pukulannya
sangat mudah untuk merusak tubuh jin tersebut dia merasakan bagaikan
memukul agar-agar, dia sama sekali tidak menggunakan tenaga dalam cukup
tabir dan melakukan pukulan dan tendangan.
B. JIKA HANYA PASIEN YANG MELIHAT JIN
Maka yang harus dilakukan adalah : Tehnik Guide Jibril AS:
Jibril AS menuntun Rasulullah untuk
melakukan perlawanan dengan membaca doa Kalimat Tammah untuk
menghancurkan jin Ifrit yang membawa persenjataan api yang berniat
membakar Rasulullah.
Maka sesuai sunnah nabi kita menuntun
pasien untuk dia sendiri yang membacakan doa-doa dengan mengikuti
beragam petunjuk dari kita. Ketika kita ruqyah tiba-tiba pasien
melihat/mendapatkan vision adanya jin yang berada disekitar rumah,
berada didekat tubuhnya, berada ditempat tertentu maka kita menuntun
pasien untuk membaca doa-doa yang disyari’ahkan, jika pasien tidak hafal
maka kita tuntun pasien untuk mengikuti doa yang kita baca sembari
mengajak pasien membentuk kekuatan niat untuk menghancurkan jin
tersebut.
Contoh kasus : pasien ketika diruqyah
melihat adanya kerajaan jin yang berada diawan yang mengikatnya dengan
buhul sihirr, maka seorang peruqyah melalui pandangan mata pasien
memberikan petunjuk untuk menghancurkan kerajaan tersebut. Pasien
dituntun untuk membaca kalimat Tammah, Dengan memfokuskan konsentrasi
untuk menghancurkan kerajaan jin tersebut dan membakar seluruh jin yang
hendak menyerangnya. Maka biasanya pasien akan melihat jin tersebut
terbakar.
Perang ini memerlukan konsentrasi,
focus, keberanian, kecerdikan, tipu daya, kekuatan bathin baik peruqyah
atau pasien sebab bisa terjadi saling serang menyerang. Para kelompok
jin sihir serangannya biasanya berlapis-lapis dengan membawa peralatan
perangnya untuk menyerang balik peruqyah atau pasien yang telah/hendak
menghancurkan kerajaannya.
Wallahua'lam.........semua terjadi atas kehendak dan idzin dari Allah Ta'ala..........